Introspeksi diri - sebuah jalan menuju kesadaran sejati

Introspeksi diri, merupakan hal yang amat sangat penting bagi seseorang, sebagai jalan untuk menemukan kesadaran sejatinya.

perjalanan seorang manusia, bukan hanya perjalanan biologis semata. mulai dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa, hingga mencapai lanjut usia. perkembangan manusia lebih rumit dan kompleks dari itu.

mohon maaf, saya berbicara, tidak mewakili bidang keilmuan psikologi, religi, kedokteran, dan lain-lain. karena itu bahasa yang akan saya gunakan dibawah ini akan sangat sederhana, tidak menggunakan istilah yang lazim digunakan dalam suatu bidang keilmuan tertentu. jadi sebelumnya, saya mohon maaf.

ini hanya sekedar refleksi diri. sebuah proses yang unik, yang tidak bisa digunakan sebagai patokan. juga tidak bisa dijadikan sebagai bahan olokan.masing-masing orang pasti berbeda, menghargai perbedaan adalah sebuah ciri kebijaksanaan.

kembali ke perihal introspeksi diri.

setiap bayi yang baru lahir, siapapun orangtua nya, dimanapun tempat lahirnya, apapun ras dan suku agamanya, perhatikan... baunya sangat khas, yaitu wangi harum bayi. harum wangi bayi ini begitu menentramkan, damai, penuh kesederhanaan. semua bayi di seluruh dunia sama seperti itu.

walaupun sangat berbeda dengan wangi parfeum mahal asli bermerek made in perancis. namun wangi harum bayi ini siapapun pasti menyukainya.

sungguh luar biasa. fenomena ilahiyah yang tidak bisa kita pungkiri, tidak bisa disangkal.

terlepas dari penjelasan medis, bahwa seorang bayi yang baru lahir itu memang suci dan bersih, sehat dan murni, yang kalau diibaratkan mobil baru keluar dari pabrik, onderdil baru, asesoris interior yang masih bersih, sama sekali belum digunakan, saya berfikir bahwa kesucian dan kebersihan yang dibawa oleh bayi itu merupakan sebuah patokan atau acuan bagi kita bahwa begitulah kita ini seharusnya. saat ini dan nanti kelak.

seiring dengan bertambah dan berkembangnya diri ini, barangkali memang sudah merupakan hukum-Nya, bahwa setiap bayi yang tadinya sama itu, kelak menjadi seorang yang unik dan berbeda.

mungkin , kita berfikir, pastilah akan berbeda. tetapi, kalau kita mengacu kepada bayi yang baru lahir tadi, bersih dan harum, apakah mungkin jika kebersihan dan kemurnian bayi tadi kita jadikan acuan? seperti apa bentuk atau wujudnya?

rasanya mungkin saat ini anda belum pernah menemukan wujud manusia dewasa yang bersih, murni dan harum alami seperti bayi. yang mana siapapun yang melihatnya akan merasakan sayang dan cinta tanpa pamrih. persis seperti kita melihat seorang bayi.

mungkinkah dalam usia kita saat ini, kita bisa bercermin kepada bayi yang baru lahir tadi? mungkin? ... tidak mungkin?.... tidak tahu?

sejenak, anda pasti bingung. tapi jawabannya ada pada saat kita introspeksi diri. kebingungan anda, saya, saat ini adalah karena jiwa raga kita, akal pikiran kita, hati atau batin kita sudah berkembang dan terbentuk.

berkembang sejatinya selalu bermakna positip. namun , tidak demikian halnya dengan manusia. manusia bisa tumbuh membusuk, sayangnya, busuknya manusia tidak terlihat seperti bunga atau tanaman.

tumbuh busuk ini, penampakkannya ada pada saat kita introspeksi diri.

jiwa membusuk, raga membusuk, hati membusuk, sayangnya, baunya seringkali tidak tercium oleh indera penciuman manusia. baunya terhijab oleh panca indera manusia. apakah hal itu merugikan atau menguntungkan? bagaimana menurut anda?

termasuk kedalam golongan manakah kita ini saat ini? golongan yang berkembang kah? atau tumbuh membusuk kah?

cirinya, silahkan anda berjalan di keramaian, bergaulah dengan seluruh individu, lalu tanyakan kepada mereka, apakah mereka merasa senang dengan kehadiran anda? apakah mereka semua merasa tenteram dengan keberadaan anda? apakah mereka semua merasa nyaman dekat dengan anda?

kalau belum mampu berbuat demikian, silahkan untuk membuat perkiraan pada saat anda introspeksi diri.

saya juga berfikir, tidak mungkin semua orang akan menyukai anda. mustahil. sekali lagi, saya hanya mengacu kepada bayi yang baru lahir, bukan kepada individu dengan sebuah misi tertentu. karena jika seorang sudah membawa misi, entah misi Tuhan atau misi iblis atau misi hawa nafsu, maka pemilahan pemilihan, suka dan tidak suka, pasti akan terjadi.

yang saya maksud disini adalah seperti apakah diri anda ketika anda tidak mengemban misi misi yang saya sebutkan di atas?

banyak orang yang sikapnya baik, tetapi malah dibenci.
tidak sedikit orang yang buruk adab tetapi disukai.
ini fakta. nyata. ada di kehidupan kita sehari hari...
tidak bisa anda menyalahkan orang lain dengan dalih bahwa orang akan disukai oleh golongannya hanya untuk membela diri anda yang dibenci oleh golongan lain.

bayi disukai, tanpa nama, tanpa agama, tanpa strata, tanpa perbuatan....
bayi wangi tanpa pewangi, bayi bersih walaupun keluar dari rahim pelacur....

ada apa dengan bayi ini? mereka tidak mengajak orang berbuat baik, mereka tidak bisa berbuat apa-apa, kitalah yang berbuat untuk mereka, mereka belum bisa berpikir apalagi berbicara, dan lain-lain...

ayo kita kita sama-sama berfikir...

kenapa saya, atau anda, saat ini, yang konon, kata memori otak kita, adalah orang yang paling baik, paling bersih, paling benar, paling banyak amal perbuatannya karena berada dibawah naungan aturan-Nya, ... malah dibenci oleh banyak orang?

banyak dosa kah anda kepada Tuhan YME? banyak dosa kah anda kepada sesama manusia? atau apa? apa yang kurang pada diri anda?

jawabannya ada pada saat introspeksi diri.




kenapa ada sebagian orang yang jahat, atau paling tidak, tidak begitu baik sifatnya, berandalan, malah diterima dengan baik bahkan disukai oleh banyak orang.

apakah akal dan hati orang yang menyukai orang jahat itulah yang sudah bergeser alias miring sebelah?

anda adalah anda, bukan nabi, bukan orang suci. apa yang anda bawa adalah apa yang anda tanamkan dalam jiwa, raga, akal dan hati anda sejak anda lahir. apa yang orangtua anda tanamkan sejak anda hadir di muka bumi ini.

anda adalah apa yang anda lihat dan anda dengar selama ini... apakah yang anda lihat dan anda dengar itu membuat anda tumbuh membusuk tanpa anda sadari atau berkembang dan berbuah?

tidak ada dosa warisan. tidak ada yang namanya kutukan. tidak ada nasib malang. karena dasarnya anda adalah mulia, bersih, harum seperti bayi.

pertanyaannya sekarang, apakah yang tertanam dalam diri anda itu ?

jawabannya ada pada saat introspeksi diri.

artikel ini hanyalah sebuah refleksi diri. bukan untuk menggurui atau menuai bibit perdebatan, karena perdebatan murahan yang mengatas namakan diri sendiri tidak akan pernah saya tanggapi. apapun dalil yang anda suguhkan...

belajarlah keikhlasan dan ketulusan seorang bayi. senyumlah jika anda ingin senyum. menangislah jika anda ingin menangis. akuilah bahwa anda tidak mampu. jujurlah bahwa anda belum mengerti apa-apa. Jadilah diri anda, apa adanya.

dosa bukanlah penghalang bagi orang yang mau kembali bersih. itulah mengapa, ampunan Tuhan YME senantiasa terbuka bagi anda, bagi kita semua, agar diri kita ini selalu terlahir kembali seperti bayi, setiap saat, hingga kembali kepada-Nya...

yakinlah, selalu ada ruang dan waktu untuk introspeksi diri.
percayalah, tidak ada kata terlambat untuk introspeksi diri.

pertanyaannya, maukah anda terlahir kembali seperti bayi?
jawabannya ada pada saat anda introspeksi diri...



loading...

0 Response to "Introspeksi diri - sebuah jalan menuju kesadaran sejati"

Post a Comment

Popular Posts